Perkembangan zaman yang semakin pesat saat ini benar-benar harus dimanfaatkan dengan baik. Seperti halnya perkembangan jaringan yang terus mengalami kemajuan, baik dalam hal jangkauan dan juga kecepatan.
Saat ini profider di Indonesia berlomba-lomba untuk memberikan akses internet yang luar biasa cepatnya. Seperti belum lama ini Telkomsel telah meluncurkan jaringan indihome dengan kecepatan fantastis yakni 1Gbps.
Baca Juga : Wow! Indihome Luncurkan Paket dengan Kecepatan 1 Gbps
Di Indonesia sendiri, sudah sangat terasa perkembangan telekomunikasi yang semakin memudahkan penggunanya. Dulu internet hanya berawal dari GSM atau 2G berlanjut ke 3G dan sampai saat ini sudah berkembang menjadi 5G. Namun taukah kamu, apasih jaringan 5G itu? Dan apakah Indonesia sudah membutuhkannya? Maka dari itu artikel ini dibuat, untuk memberikan informasi kepada kalian semua. Yuk simak penjelasannya berikut.
Kemajuan Teknologi Jaringan
Teknologi 5G adalah salah satu bukti kemajuan jaringan yang berkembang sangat pesat saat ini. Teknologi 5G sendiri merupakan koneksi yang memiliki kecepatan luar biasa cepat. Dalam teknologi 5G, sistem kerja yang digunakan sebenarnya masih sama seperti pendahulunya.
Yakni data akan dikirimkan melalu gelombang radio yang terbagi menjadi beberapa frekuensi.
Pada praktiknya, teknologi 5G memiliki beberapa keunggulan yang bisa dibilang masih belum jelas. Namun jika dilihat lebih dalam teknologi terbaru ini memiliki keunggulan yang cukup signifikan dengan 4G, seperti:
- Kecepatannya jelas diatas jaringan pendahulunya, bahkan diklaim puluhan kali lebih cepat dari 4G.
- Memiliki kecepatan 1 mili perdetik untuk transfer data
- Teknologi 5G memberikan kelebihan yang sulit disamakan dengan teknologi lain.
- Karena kecepatannya yang luar biasa, teknologi 5G diklaim bisa melakukan panggilan Hologram. Jadi seperti sudah dimasa depan ya sobat.
Meskipun 5G dapat meningkatkan kehidupan kita sehari-hari, beberapa pengguna telah menyuarakan keprihatinan tentang potensi bahaya kesehatan. Banyak dari kekhawatiran ini adalah penggunaan 5G radiasi gelombang milimeter energi yang lebih tinggi. "Sering ada kebingungan antara radiasi pengion dan non-pengion karena istilah radiasi digunakan untuk keduanya," kata Kenneth Foster, seorang profesor bioteknologi di Pennsylvania State University. "Semua cahaya adalah radiasi karena itu hanya energi yang bergerak melalui ruang.
Ini radiasi pengion yang berbahaya karena dapat merusak ikatan kimia," lanjutnya. Radiasi pengion adalah alasan kami memakai tabir surya di luar karena sinar ultraviolet gelombang pendek dari langit memiliki energi yang cukup untuk mengetuk elektron dari atomnya, merusak sel-sel kulit dan DNA.
Gelombang milimeter, di sisi lain, tidak terionisasi karena memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan tidak cukup energi untuk merusak sel secara langsung. "Satu-satunya bahaya radiasi non-ionisasi adalah pemanasan yang terlalu banyak," kata Foster, yang telah mempelajari efek kesehatan dari gelombang radio selama hampir 50 tahun. "Pada tingkat paparan tinggi, energi frekuensi radio (RF) memang bisa berbahaya, menghasilkan luka bakar atau kerusakan termal lainnya, tetapi paparan ini biasanya hanya terjadi dalam pengaturan pekerjaan di dekat pemancar frekuensi radio berdaya tinggi, atau kadang-kadang dalam prosedur medis serba salah," katanya lagi.
Pada tahun 2018, Program Toksikologi Nasional merilis penelitian selama satu dekade yang menemukan beberapa bukti peningkatan tumor otak dan kelenjar adrenalin pada tikus jantan yang terpapar radiasi RF yang dipancarkan oleh ponsel 2G dan 3G, tetapi tidak pada tikus atau tikus betina.
Hewan-hewan itu terpapar ke tingkat radiasi empat kali lebih tinggi dari tingkat maksimum yang diizinkan untuk paparan manusia. Menurut Foster, banyak penentang penggunaan studi gelombang RF yang mendukung argumen mereka, dan sering mengabaikan kualitas metode eksperimental atau hasil yang tidak konsisten.
Meskipun dia tidak setuju dengan banyak kesimpulan yang skeptis tentang generasi jaringan seluler sebelumnya, Foster setuju bahwa perlu penelitian lebih lanjut tentang dampak kesehatan potensial dari jaringan 5G. "Semua orang yang saya kenal, termasuk saya, merekomendasikan lebih banyak penelitian tentang 5G karena tidak ada banyak studi toksikologi dengan teknologi ini," kata Foster.
Perlukah Hadir Di Indonesia
Saat ini teknologi 5G dapat memudahkan dalam menghubungkan jaringan tanpa gangguan yang berarti. Beberapa negara didunia pun sudah mulai mencoba menggunakan teknologi terbaru ini, seperti Qatar, AS, China, Korea Selatan, Swiss, Inggris, Australia, Kuwait dan juga Filipina. Dalam waktu dekat tetangga dekat kita Malaysia juga akan mulai menguji coba jaringan ini.
Saat ini beberapa industri yang ada Di Indonesia pun akan terbantu karena kecepatan jaringan 5G tersebut, seperti halnya Industri Pengawasan dengan Drone, Militer, Kedokteran, Pemantauan Lalu Lintas, dan lainnya. Industri ini sangat memerlukan koneksi internet yang cepat agar pekerjaan mereka tak terganggu.
Bahkan di China seorang dokter berani melakukan operasi secara langsung dari tempat yang jauh menggunakan teknologi ini, tentu yang mengoperasi adalah para bawahannya namun dengan arahan si Dokter. Visualisa yang tanpa delai inilah yang menjadikan dokter tersebut berani.
Untuk di Indonesia pengawasan melalu cctv dari jarak jauh juga sangat menjadi acuan keamanan. Untuk itu Indonesia juga sangat memerlukan teknologi 5G. Selain agar bisa bersaing dari negara lain, kehadirannya pun bisa membantu dalam beberapa pekerjaan.
Dan jika teknologinya sudah masuk ke Indonesia tentu kita juga bukan yang akan merasakan efeknya. Seperti semakin cepat dalam mendownload file besar.
No comments:
Post a Comment
Notes :
- Apabila ada produk atau hal lain yang ingin admin bahas tulis saja dikolom komentar
- Harap Berkomentar Sesuai Dengan Judul Bacaan
- Tidak Diperbolehkan Mempromosikan Barang Atau Berjualan